Mengawali 1 Dzulhijjah 1443 H, bersama pengurus DPD Hidayatullah Balikpapan, Yayasan Menara Madinah menggelar kegiatan Lailatul Ijtima' (malam kebersamaan) di Kampus Tahfiz Menara Madinah Gunung Guntur.
Kegiatan ini menghadirkan Bapak H. Aminuddin, S.H., anggota DPRD Komisi 1 Bidang Pemerintahan, Pertanahan dan Hukum sebagai nara sumber.
Bapak H. Aminuddin berpesan kepada santri dan para ustaz agar menjaga keikhlasan dalam berdakwah, karna dengan modal keikhlasan tersebut maka dakwah akan sampai dan melekat di hati pendengarnya, sehingga syiar Islam akan semakin luas.
Bagian terpenting dalam menjaga keikhlasan adalah meluruskan niat. Dakwah yang ikhlas harus dilandasi niat yang tulus bahwa tidak mengharapkan ganjaran apapun dari orang yang didakwahi, meskipun hanya ucapan terimakasih. Itulah yang telah diajarkan oleh Allahu yarham Abdullah Said, pendiri Hidayatullah sebagaimana ternukil dalam Al-Qur'an :
{ قُلۡ مَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍ إِلَّا مَن شَآءَ أَن يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ سَبِيلٗا }
[Surat Al-Furqan: 57]
Artinya :
Katakanlah, “Aku tidak meminta imbalan apa pun dari kamu dalam menyampaikan (risalah) itu, melainkan (mengharapkan agar) orang-orang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.”
Dan Firman-Nya :
{ إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا }
[Surat Al-Insan: 9]
Artinya :
(Sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.
Dalam hal menjaga niat, perlu diimbangi dengan kemampuan seorang santri/dai untuk bisa berdaya secara mandiri, tidak bergantung pada pemberian orang lain. Demikian yang disampaikan oleh ustaz Muhammad Natsir, ketua DPD Hidayatullah Balikpapan, bahwa Rasulullah telah mencium tangan salah seorang sahabatnya lantaran tangan sahabat tersebut kasar akibat bekerja keras mencari nafkah, sehingga Rasulullah memuliakannya.
Motivasi inilah yang ingin ditanamkan kepada setiap santri di Menara Madinah, mereka dibekali ilmu Al-Qur'an untuk menjadi para penghafal, dan mereka juga dibekali keterampilan untuk mengelola perkebunan, peternakan dan perikanan untuk menguatkan ekonominya.
Kampus Menara Madinah berupaya menerapkan metode pendidikan sebagaimana pendidikan yang dilalui oleh Rasulullah Saw., yang dititikberatkan pada lima hal mendasar yaitu periode pra wahyu, mulai dari fase yatim, fase menggembala, fase berdagang, fase menikah, dan fase bergua hiro. Konsep pendidikan seperti ini diharapkan akan melahirkan generasi yang tangguh dan mampu meneladani Rasulullah Saw.
5 Fase Pra Wahyu :
A. Fase Yatim
Para santri dididik untuk bisa mandiri, tanpa ketergantungan kepada orang tua, meskipun kedua orang tuanya masih hidup. Santri dilatih untuk bisa bersabar dan tidak manja.
B. Fase Menggembala
Santri dibekali life skill memelihara dan menggembalakan ternak kambing. Fase ini juga dilalui oleh Rasulullah Saw., ketika masih kecil. Fase ini akan melatih ketangkasan dan keberanian santri serta melatih ketekunan dan kesabaran.
C. Fase Berdagang
Santri di Menara Madinah juga dilatih untuk bisa hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari hal sederhana, mereka dilatih berkebun dan hasil kebunnya akan kembali kepada mereka. Fase ini juga melatih santri untuk hidup bersosial dengan masyarakat, serta melatih kejujuran.
D. Fase Menikah
Fase ini adalah fase yang diberikan bagi santri yang sudah cukup mampu untuk menikah. Tujuannya adalah agar mereka bisa lebih dewasa dan lebih terjaga hati dan pandangannya.
E. Fase Bertahannus di Gua Hiro
Fase ini sebagai fase penugasan. Santri yang sudah mampu untuk berdakwah akan mendapatkan tugas untuk menyelami problematika ummat dan memikirkan solusi-solusinya, sehingga mereka diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat secara luas.
Bapak H. Aminuddin sangat mendukung kegiatan Lailatul Ijtima' yang dilaksanakan, "saya berharap kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan minimal setiap tiga bulan sekali." Ucap beliau dalam mengakhiri penyampaiannya di kegiatan tersebut.
Kegiatan Lailatul Ijtima' pada kesempatan ini diawali dengan kegiatan talk show, kemudian makan malam bersama dengan penuh kesederhanaan menggunakan daun pisang sebagai alas dan makan secara berjamaah, berkemah, dilanjutkan sholat lail bersama, dan ditutup kegiatan tausiyah ba'da shalat shubuh.
Insya Allah, pengurus DPD Hidayatullah Balikpapan dan pengurus Pondok Tahfiz Menara Madinah akan menggelar kegiatan Lailatul Ijtima' secara rutin setiap bulan dengan menghadirkan pemateri-pemateri yang inspiratif.
Komentar