Dalam satu sesi momentum Lailatul Ijtima' yang digelar oleh DPD Balikpapan pada 2-3 Dzulhijjah 1443 H di Kampus Hidayatullah Gunung Guntur, menghadirkan tokoh perintis Hidayatullah, Ustaz Baharuddin Ismail, yang sudah melanglang buana mengemban amanah dakwah membuka hutan belantara untuk dijadikan Pondok Pesantren, mulai dari Penajam, hingga Bulungan.
Kisah dakwah yang dilalui oleh beliau sangat memukau para peserta Lailatul Ijtima' yang hadir menyimak. Penyampaian kisah dakwah beliau disampaikan usai shalat shubuh berjamaah di pendopo kampus Gunung Guntur.
Banyak inspirasi dan pengalaman yang sangat mahal untuk dijadikan rujukan sekaligus pemompa semangat para kader hari ini. Betapa beliau telah berjuang didampingi oleh istri yang sholihah, memberikan keyakinan kepada beliau untuk mengemban amanah dakwah. Suatu ketika saat beliau mendapat amanah dakwah membuka pondok pesantren di pedalaman, sempat terlintas kehawatiran akan nasib istri dan anak-anak, namun dengan sabar sang istri meyakinkan dengan mengatakan, "berangkat saja, terserah nanti disana makan apa, insya Allah akan ada pertolongan Allah."
Para perintis Hidayatullah sangat pantas dijuluki pejuang sejati, mereka memboyong istri dan anak-anak untuk mendakwahkan Islam ke pelosok negeri tanpa membawa bekal yang memadai, bahkan belum jelas sumber penghasilan yang akan mereka terima saat masuk hutan untuk merintis pesantren.
Bukan hanya berjuang untuk bertahan hidup, ujian lainnya juga dirasakan ustaz Baharuddin saat harus mengantarkan anak-anaknya ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh 6 Km. Hal yang cukup menguji hati beliau adalah harus merelakan anak-anak beliau tidak tuntas dalam menempuh pendidikan sebab harus berangkat tugas antar Kabupaten.
Dari banyaknya ujian dan tantangan dakwah tersebut, beliau mengatakan bahwa itu belum seberapa dengan tantangan dakwah yang dihadapi generasi hari ini. Bahwa ujian fasilitas dan kepunyaan harta jauh lebih berat daripada kekurangan harta dimasa itu.
Komentar